Hamas dan Warga Palestina Tanggapi Rencana 20 Poin Trump Setop Perang di Gaza

Gaza I inidetik.com Usulan mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk menghentikan perang di Gaza menuai beragam tanggapan. Rencana berisi 20 poin yang digadang-gadang mampu menghentikan konflik ini dikabarkan telah disampaikan melalui mediator Mesir dan Qatar kepada Hamas. Namun, hingga kini pihak Hamas mengaku belum menerima secara resmi dokumen rencana tersebut.

Pejabat senior Hamas menyatakan pihaknya baru akan memberikan respons setelah mendapatkan salinan resmi. “Kami akan merespons setelah kami menerimanya,”

Dalam rencana Trump, tercantum sejumlah langkah antara lain penghentian operasi militer, pembebasan sandera Israel dalam waktu 72 jam, pelucutan senjata Hamas, penarikan pasukan Israel secara bertahap, serta pembentukan pemerintahan transisi Gaza yang dikelola tim teknokrat di bawah pengawasan internasional.

Meski demikian, sebagian poin rencana tersebut dianggap berat sebelah. Hamas menilai syarat-syarat seperti pelucutan senjata total dan penghapusan perannya di Gaza merupakan tuntutan yang sejak awal mereka tolak.

Di sisi lain, warga Gaza pun menunjukkan sikap skeptis. Mereka meragukan kemampuan rencana tersebut untuk menghadirkan perdamaian yang nyata setelah kehancuran besar yang mereka alami. Seorang warga Gaza, Abu Mazen Nassa (52), mengatakan, “Kami sebagai rakyat tidak akan menerima lelucon ini,”

Sementara itu, Israel dan Trump menyatakan dukungan penuh terhadap rencana tersebut. Trump bahkan menyebut rencana ini sebagai “kesempatan terakhir” bagi Hamas untuk mengakhiri perang. Jika Hamas menolak, Israel disebut siap melanjutkan operasi militernya di Gaza.

Rencana ini juga memuat langkah menuju pembentukan negara Palestina dengan reformasi lembaga-lembaga pemerintahannya. Namun, hingga kini belum ada tanda-tanda kesepakatan yang nyata dari pihak Hamas maupun masyarakat Palestina.