
Tokyo I inidetik.com Presiden Amerika Serikat Donald Trump bertemu dengan Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi di Tokyo, Senin (27/10), dalam kunjungan resmi yang menandai penguatan kembali hubungan strategis kedua negara di bawah pemerintahan baru Jepang.
Pertemuan di Istana Akasaka itu berlangsung selama lebih dari dua jam dan membahas sejumlah isu utama, termasuk kerja sama keamanan, perdagangan, serta pasokan mineral kritis dan “rare earths” yang sangat dibutuhkan industri teknologi tinggi.
Trump memuji kepemimpinan Takaichi sebagai “pemimpin kuat dan cerdas yang membawa Jepang ke arah baru,” sembari menegaskan komitmen AS untuk memperkuat aliansi pertahanannya di kawasan Indo-Pasifik.
“Amerika Serikat dan Jepang akan terus berdiri bersama menghadapi tantangan global, terutama dalam menjaga stabilitas kawasan dan memastikan rantai pasokan penting tetap aman,” ujar Trump usai pertemuan.
Sementara itu, Sanae Takaichi, yang baru beberapa minggu menjabat sebagai perdana menteri perempuan pertama dari Partai Demokrat Liberal (LDP), menegaskan bahwa Jepang akan meningkatkan belanja pertahanannya hingga 2 % dari Produk Domestik Bruto (PDB), sebagai langkah antisipasi terhadap meningkatnya ketegangan dengan Tiongkok dan Korea Utara.
“Jepang berkomitmen untuk memainkan peran yang lebih aktif dalam menjaga perdamaian regional, tanpa meninggalkan prinsip konstitusional kami,” kata Takaichi dalam konferensi pers bersama.
Dalam pertemuan tersebut, kedua pemimpin juga menandatangani nota kesepahaman mengenai pasokan mineral strategis yang mencakup nikel, kobalt, dan litium. Kerja sama ini dimaksudkan untuk mengurangi ketergantungan terhadap pasokan dari Tiongkok dan memperkuat rantai pasok global bagi sektor kendaraan listrik dan semikonduktor.
Selain isu ekonomi dan keamanan, pertemuan juga menyinggung kerja sama teknologi kecerdasan buatan (AI), energi bersih, serta rencana latihan militer gabungan di kawasan Pasifik pada awal 2026.
Pertemuan Trump dan Takaichi ini menjadi sinyal kuat bagi arah kebijakan luar negeri baru Jepang, yang kini berusaha menyeimbangkan hubungan dengan Washington sambil tetap menjaga stabilitas dengan negara-negara Asia.


