
Istanbul I inidetik.com Pemimpin senior Hamas, Khalil al-Hayya, pada Selasa menegaskan bahwa pihaknya membutuhkan jaminan nyata dari komunitas internasional untuk memastikan berakhirnya perang antara Israel dan kelompoknya di Jalur Gaza.
“Kami menegaskan kesiapan kami untuk mencapai kesepakatan yang mengakhiri perang, menarik pasukan Israel dari Gaza, serta membebaskan semua tawanan Israel — baik yang hidup maupun yang telah meninggal — dengan imbalan pembebasan tahanan Palestina, sesuai dengan rencana (Presiden AS Donald) Trump,” ujar al-Hayya dalam wawancara dengan saluran berita pemerintah Mesir, Al-Qahera News.
Menurutnya, meskipun Hamas telah menyatakan kesediaannya terhadap rencana tersebut, Israel tetap melanjutkan serangan dan memperketat blokade, terutama di wilayah Gaza utara.
“Sejak kami mengumumkan persetujuan atas rencana itu, Israel masih terus membunuh dan menghalangi masuknya bantuan kemanusiaan,” kata al-Hayya.
Ia juga menuding bahwa Israel adalah pihak pertama yang melanggar kesepakatan gencatan senjata pada November 2023, sehingga perang kembali berkobar hingga saat ini.
Sementara itu, situasi di Gaza terus memburuk. Asap tebal masih terlihat membumbung dari bangunan-bangunan yang hancur akibat serangan udara Israel di Kota Gaza pada Jumat (5/9/2025). Ribuan warga sipil dilaporkan menjadi korban dalam konflik berkepanjangan yang kini memasuki tahun kedua.


